Kamis, 16 Juli 2015

Dia Dia Dia Sempurna - Episode 66

Maaf ya, gak bisa respon post kalian satu satu, bisa gak kerja kerja ane.
Untuk yang sudah PM, VM ane juga minta maaf gak bisa respon, banyak banget.
Ane sempatin baca semua kok yang kalian kirim,
Contoh ada pertanyaan perihal tanggal lahir oca, pada part sebelumnya ane sempet bilang 27 Juli, sedangkan pada saat dia pergi ane buat 5 Agustus, yang bener adalah 5 Agustus. Pada part ultah oca, dia ingin ane jadi yang pertama ngerayain ultah bareng dia, jadi dia majuin seminggu lebih cepet.
ane akan usahain ceritanya lanjut terus sampai sekarang ane nulis ya.
Kalian dapet salam dari bini ane, katanya makasih sudah nyempetin baca.
Sekali lagi maaf ya gak bisa respon satu satu.

Setelah oliv pulang gw langsung kembali kekamar, andi sudah pules tidurnya. Laptopnya masih nyala, dilayar laptopnya masih terlihat akun nya oliv. Gw buka akunnya, gw pihat semua foto fotonya, semuanya foto dia sendiri, ada juga foto saat dia SMA jaman dulu kamera belum seperti sekarang, HP paling canggih Noki' 6600 jadi gambarnya agak burem, tapi didalem foto itu gw bisa liat oliv sama temen temennya pake putih abu - abu, wajahnya gak banyak berubah sampai saat ini, masih terlihat cantik, walau sekarang agak lebih feminim.

Gw bangun subuh "ndi, mau subuh banreng gak" kata gw sambil bangunin andi
"hmmm, lo sendiri aja" katanya dengan mata masih terpejam dan suara gak jelas.
Setelah subuh gw langsung mandi, gw buka jendela kamar hotel, memang saat ini kalau mau hirup udara seger Jakarta, sejuk. 
Setelah sarapan sama andi, andi kembali ke tempat kerjanya, gw balik ke kantor, tiba tiba ada sms masuk.
"nanti makan siang bareng yuk" sms dari oliv, semalem kita sempat tukeran nomor hp.
"ok, dimana" bales gw
"Nanti ketemuan di FX bisa, kebetulan aku lagi didaerah itu" sms oliv
"sip, nanti aku kesana" bales gw
"see you" balesnya
"see you" jawab gw

Siangnya gw langsung ke tempat yang dituju, sesampainya disana gw sms oliv
"dimana, aku sudah di FX" ketik gw
"udah didalem, lagi parkir" balesnya
Gak lama dia telpon, "kamu dimana" katanya
"di lantai dasar deket eskalator" jawab gw
"ooo, iya aku udah bisa liat arah jam 3 kamu" katanya, gw langsung ngeliat kekanan, oliv ngelambai ke gw.
Dia pake rok kerja sedikit diatas lutut, pake heels yang otomatis ngeliatin kakinya yang putih muluh, denga atasan sederhana warna krem, dia terlihat lebih anggun.
Dia senyum "sorry ya lama, susah cari parkir" katanya 
"gak papa" jawab gw "mau makan dimana" tanya gw
"kesana aja yuk, kayaknya enak" kata oliv, dia nunjuk salah satu restoran, gw setuju
Setelah masuk lalu oliv pesen beberapa makanan
"aku udah pesen makanan den, kamu mau minum apa" tanya nya
"biasa liv" kata gw
"ooo, iya, es teh manis mbak" kata oliv ngomong ke pelayannya, dia masih belum lupa kebiasan gw
"kamu gak berubah ya, minumnya itu itu terus" kata oliv
"seger, kamu juga gak pernah lupa" kata gw, dia tersenyum
"udah lama banget ya" kata oliv
"apanya" tanya gw
"ketemu kamu" jawab oliv "terakhir 2005 pas kamu ke jogja" lanjut oliv
"iya ya, gak berasa udah 6 tahun" kata gw
"semalem aku gak bisa tidur tau" kat aoliv manja
"kenapa? insomnia" jawab gw cuek
"ihhh dia mah, aku masih gak nyangka bisa ketemu kamu disini" kata oliv
"oooo" jawab gw
"kok ooo doang, emang kamu gak eneng ketemu aku" tanya nya
"hmm gimana ya, biasa aja" kata gw nyengir
"ih jahat" katanya, mulutnya udah manyun
"kamu gak berubah liv, ngambekan" kata gw
"kamu juga, tengil" jawab oliv, kita ketawa.
Sambil makan kita ngobrol seru, kebanyakan dia yang tanya tentang gw, setelah gw balik ke palembang, sayang waktunya gak cukup, istirahat cuma satu jam.
"eh liv, aku harus balik lagi ke kantor, mesti lanjut meetingnya" kata gw
"oooh iya, nanti malem aku jemput ke hotel ya, kita jalan jalan, aku masih kangen" kata oliv, 
"sip, kabari aja kalo sudah mau jalan biar aku bisa siap siap" jawab gw

Malemnya oliv bener bener datang, dia ngajak gw keliling jakarta,
"kita makan dulu yuk" ajak gw
"oke, makan seafood enak kayaknya" kata oliv
"aku ikut aja" jawab gw, oliv arahin mobilnya kearah muara karang
Sekitar 30 menit kita sudah sampe
"aku biasanya sama temen temen kantor suka makan disini, enak den" kata oliv
"kalo laper semuanya enak liv" kata gw nyengir.
Sambil makan oliv kembali nanyain tentang gw, gw cerita semuanya, termasuk tentang desi, fitri dan sari.
"banyak banget cewek yang deket sama kamu, aku cemburu" kata oliv senyum
"cemburu kenapa" kata gw
"cemburu sama mereka, mereka bisa deket sama kamu" kata oliv
"yah salah sendiri kamunya jauh"jawab gw
"hmmm, tapi aku gak yakin yang kamu sama desi, masak kamu bisa nahan" katanya 
"emang udah berapa lama kita kenal liv, tidur bareng juga kita udah sering, tapi pernah gak aku ngapa2in kamu" kata gw, dia tersenyum
"itu salah satu alesan aku sayang kamu den, kamu perlakukan semua perempuan dengan terhormat" kata oliv "dan itu juga yang mungkin bikin cewek cewek yang deket sama kamu jadi suka sama kamu" lanjut oliv
"gini liv, aku punya 2 adek perempuan, aku gak mau mereka diapa apain oleh cowok, makanya gw gak akan pernah ngapa-ngapin cewek" kata gw, oliv tersenyum, kita lanjut makan sambil ngobrol tentang keusilan kita pas SMA, tingkah tingkah bodoh kita, kita tertawa semalaman.
Oliv nganter gw balik ke hotel lagi, dimobil dia ngomong ke gw
"Den, besok aku gak bisa nemenin kamu" katanya sedih
"ooo,kenapa emangnya" kata gw
"aku dinas ke surabaya" kata oliv
"ooo, iya gak papa, ada andi, nanti aku minta dia temenin aku" jawab gw
"tapi aku masih pengen lama lama sama kamu" katanya 
"yah, gak papa, kerjaan lebih penting liv" kata gw "lagian kan kita masih bisa komunikasi" lanjut gw nenangin dia 
"yakin ya, kamu bakal sering telon aku" katanya
"iya" jawab gw
"pokoknya sehari tiap 2 jam wajib telpon atau sms" katanya
"kalo gitu kapan bisa kerjanya liv" jawab gw
"aku gak mau tau, haruus" katanya, matanya melotot, gw tau kalo oliv udah gini gw gak bisa ngapa2in lagi.
"iya iya, tiap 3 jam aja ya" kata gw
"gak ada tawar menawar, dikira dipasar apa bisa nawar" katanya cemberut
"iya bawel" kata gw, dia senyum
"makasih sayang" katanya, gw senyum miris. Gila masih belum berubah kelakuannya.

Sesampainya dihotel, gw langsung rebahan, gw bener bener capek hari ini.
Sekitar setengah jam hp gw bunyi, Oliv.
"aku sudah sampe rumah ya, kamu istirahat yang banyak, jangan tidur malem malem, inget sholat siya dulu" katanya nyerocos.
"iya nyonya besar" jawab gw
"sip, bagus, harus nurut ya" katanya ketawa

Besoknya gw dapet kabar dari oliv kalo dia sudah di surabaya, dia berangkat pake penerbangan pertama kesana, entah kapan ya bisa ketemu langsung sama dia pikir gw.
Gw telpon andi
"bro, lo habis jum'at ada kerjaan gak" kata gw
"gak ada, palinga dikantor doang" katanya
"bisa cabut gak" kata gw
"bisa, mau kemana?" katanya
"temenin gw jalan jalan" kata gw
"siap komandan" katanya

Habis jum'atan andi langsung jemput gw, kebetulan seharusnya gw setelah jumatan langusng balik, cuma gw minta rubah schedule pesawatnya, gw minta untuk tiket pulangnya di open saja, jadi kapanpun gw mau balik tinggal check in.
"mau kemana kita" kata andi
"Glodok yu" kata gw
"mau ngapain? cari bokep" katanya
"emang gw elu ndi, gw mau ketempat dulu gw kerja" kata gw
"oooo, iya iya" katanya. Andi pacu mobilnya ke daerah glodok, setelah dapet parkir gw langsung jalan
Gw liat gak banyak berubah semenjak gw udah gak disini lagi, toko toko nya juga masih toko toko yang lama, gw masuk kedalem gw masih bisa liat tempat diaman gw bisa duduk sambil makan nasi bungkus, tumpukan kardus tempat dulu gw suka tiduran juga masih ada, pas sudah sampai ditoko tempat gw dulu kerja gw liat tokonya tutup. gw tanya ke toko sebelah.
"siang ko, masih inget saya" kata gw, ngomong ke penjaga toko sebelah
"lu deni kan, yang dulu kerja disebelah" katanya
"iya koh, apa kabar ko" kata gw
"baik baik, lu gimana, kayaknya makis sehat aja lu" katanya
"saya baik koh, mau tanya koh, toko sebelah kok tutup ya" kata gw
"ooo, mereka pindah den, sudah 3 tahunan" katanya
"pindah kemana ko" tanya gw
"wah kalo itu gua kurang tau den, yang pasti usahanya maju pesat jadi toko ini terlalu kecil, usahanya udah main kelas besar, jadi gak mungkin nerima tamunya ditoko, makanya mereka cari tempat yang lebih besar" katanya
"ooo, tapi gudangnya masih dideket sini kan" tanya gw lagi,
"udah nggak, gak bakalan muat gudang yang sekarang" katanya
"oo, gitu, kalo gitu saya pamit dulu koh" kata gw
"iya, iya, ati ati lo dijalan" katanya
"iya koh" jawba gw.
Lalu gw sama andi kembali keparkiran, sebelum pulang gw sempatin makan soto favorit gw disana, ternyata yang jual masih orang yang sama.
"jadi gimana den" kata andi, setelah selesai makan
"ke rumah nya aja langsung, gw masih inget" kata gw
"daerah mana" tanya andi
"gading" jawab gw
"Oke meluncur" katanya nyengir
Setelah masuk ke area perumahannya gw masih lupa lupa inget rumah santi, 
"kayaknya yang itu" kata gw
"yakin lo," katanya
"iya yakin gw, gw inget" kata gw,
Lalu andi parkir mobilnya didepan rumah santi.
Gw turun, gw tekan bel rumahnya, ada yang keluar, perempuan, tapi gw gak tau siapa perempuan ini.
"cari siapa mas" tanya nya
"saya cari santi mbak, apa santi ada dirumah" tanya gw, perempuan itu seperti mikir mikir,
"maaf mas, saya kurang tau, kita baru juga tinggal disini, baru 2 tahunan, penghuni lama sudah pindah" kata perempuan itu.
"ooo, mbak tau pindah kemana?" kata gw
"wah klo itu kurang tau mas" katanya
"baikla kalo gitu, saya permisi dulu mbak" kata gw
"iya mas" jawabnya, lalu dia kembali kedalam, dan gw kembali ke mobil andi.
"gimana ada?" tanya andi
"udah pindah" katanya
"wadooh, lagian lo mau ngapain sih" kata andi
"sekedar silaturahmi ndi, kalo gak ada keluarga ini, mungkin gw udah gak tau jadi apa disini ndi" kata gw
"hmmm iya juga ya, mereka keluarga yang baik ya den" kata andi
"iya ndi" kata gw
"terus kemana kita?" tanya andi
"balik ke hotel aja ndi, gw mau packing, terus ke bandara" kata gw
"langsung mau balik ya" katanya
"iya, mau ngapain lagi lama lama ndi" kata gw
"yaah, gak kangen sama gw lo den" katanya
"najis, lo kira gw homo" kata gw ketawa
"sialan lo" katanya ikut ketawa.
Hari itu gw kembali ke Palembang, gw seneng karena gw bisa ketemu oliv, tapi gw kecewa karena gak bisa ketemu santi dan keluarga.
------------------------
Karena besok lebaran, Mungkin untuk next updated ane gak bisa janji kapannya. Tapi tetep akan ane usahain secepetnya ya.
Besok sudah mau lebaran, 
Ane sekeluarga mengucapkan Minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir bathin.
Ane mohon maaf kalo udah sering ngasih kentang, gak bisa ikutin semua mau kalian. ane minta maaf ya.
---------------------Bersambung-----------------------
[Sebelumnya · Selanjutnya · List Episode]
Jangan lupa baca dari awal agar memahami isi cerita yang sangat fenomenal ini
.................................................................................................................

Rabu, 15 Juli 2015

Dia Dia Dia Sempurna - Episode 65

buset sudah 20K aja sharenya. makasih banyak ya.. Terima kasih do'anya buat almarhumah. Yang katanya ocalovers jangan kecewa ya, insha allah dia seneng disana karena banyak yang suka sama dia.
Yang minta foto plis banget, ane bener bener gak bisa share. Maaf ya.

Setelah pemakaman, gw langsung balik ke rumah, perasaan gw saat itu bener bener gak menentu, entah kenapa gw masih gak percaya, Andi ikut nemenin gw balik ke rumah, entah sudah berapa kali dia kasih semangat ke gw, tapi kuping gw seolah olah gak otomatis gak mau denger kalimat itu.
Mungkin karena bosen terus terusan gw acuhin akhirnya dia balik. Gw sengaja ambil cuti kerja, orang kantor mengerti karena percuma gw kerja kalau pikiran gw gak konsentrasi sama kerjaan.
3 hari gw gak bisa diganggu, emak dan adek adek gw juga sepertinya mengerti sama keadaan gw.
Andi datang lagi ke rumah gw,
"bro, gimana lo" kata andi, gw cuekin dia
"lo gak bisa gini terus den, lo harus kuat" kata andi, gw masih diem.
"gw besok sudah mesti balik, gw udah cuti kelamaan" katanya, gw masih saja diem
"lo inget ya den, oca gak akan seneng liat lo kayak gini, lo harus ikhlasin dia, tuhan lebih sayang sama dia" kata andi
"Kalo tuhan sayang, kenapa dia panggil oca cepet banget ndi" tiba tiba gw ngomong
"kalo tuhan sayang, seharusnya dia kasih waktu sedikit lagi buat oca, biar dia bisa bahagia" lanjut gw
"semua sudah ada takdirnya den, lo gak bisa nyalahin tuhan, dosa" kata andi, gw kembali diem, emosi gw bener bener labil saat itu.
"yaudah, gw pamit ya bro, gw balik ke jakarta" kata andi,
"iya, ati ati dijalan ndi, makasih sudah nemenin gw" jawab gw, dia senyum

Hampir sebulan gw bener bener masih belum bisa lepas oca dengan ikhlas, kerjaan gw semuanya berantakan, pola hidup gw kacau banget.
"kamu masih belum bisa lupain oca nak" kata emak, gw cuma geleng
"hmm, kamu harus ikhlasin, biar oca tenang disana" kata emak, gw diem aja
"oca pasti sedih liat kamu gini nak, liat tuh celana sudah kegedean semua" katanya, berat badan gw turun drastis saat itu.
"emak dulu juga kayak kamu nak, waktu Bapakmu meninggal, emak gak tau harus ngapain, emak bingung bagaimana emak bisa hidup tanpa Bapakmu. Untung emak ada kalian, kalian yang selalu buat emak semangat" kata emak.
"Deni juga gak tau mak harus ngapain sekarang, oca gini gara gara deni mak, dia maksain kondisi dia cuma buat deni, sedangkan deni gak pernah kasih apa apa ke dia" kata gw
"kamu salah nak, kamu sudah beri dia kebahagiaan, mamanya cerita sama emak, oca bener bener seneng pas kamu lamar dia, mama oca gak pernah liat oca segembira itu, lalu malem sebelum dia meninggal, dia bilang ke mama nya kalo dia sudah ikhlas untuk dijempur sekarang" kata emak, "sekarang tinggal kamu, kalo kamu gak ikhla kasian oca disana, dia gak akan bisa tenang" kata emak, gw renungi semua ucapan emak, gw akan coba ikhlasin oca.

Ternyata tidak mudah, hampir 4 bulan gw masih sering keinget dia, walau gw sudah bisa kerja seperti biasa, tapi tetep masih ada bayang bayang oca dipikiran gw
Walaupun oca sudah gak ada gw masih sering main ke rumahnya, sekedar silaturahmi, gw juga sudah dianggap anak sendiri sama mereka.
Malah mama oca pernah nyuruh gw untuk sekali sekali tinggal dirumahnya. Tapi gw tolak dengan halus, yang ada gw malah gak bisa lupain oca.

Masuk ke bulan November, gw sudah kembali jadi deni yang biasanya, gw sudah bisa kembali tertawa, seneng seneng sama temen.
Gw dapet dinas ke Jakarta untuk datang ke Head office kami.
Sesampai di Jakarta gw kontak andi, 
"bro dimana lo" kata gw ke andi
"gw masih dikantor, masih banyak kerjaan" kata andi
"gw dijakarta bro, tar malem ada kerjaan gak" kata gw
"serius lo, gak adalah, lo nginep dimana, nanti gw kesana" kata gw
"gw di Sahid" jawab gw "oke gw tunggu ya" lanjut gw

Malemnya andi bener bener dateng, gw sudah nunggu di lobby
"lo kapan sampe" katanya
"malem kemaren" kata gw
"berapa hari?" tanya andi
"4 hari" kata gw
"bagus deh, lumayan la" kata gw
"iya sekalian gw pengen weekend disini" kata gw " lo temenin gw ya" lanjut gw
"tenang bro, buat lo waktu gw selalu ada" katanya
"sip, gw laper ndi, cari makan yuk, yang enak" kata gw
"iya gw juga laper, yuk cari makan dulu" kata andi
"pokoknya gw mau makan ditempat yang enak" kata gw
"gampang" katanya
Gw sama andi pergi naik mobil kantor andi
"mau makan apa kita" tanya gw
"makan nasi goreng kambing di daerah kebon sirih aja bro, dijamin enak" kata andi
"gw ikut aja, kalo gak enak awas ya" jawab gw
Andi nyengir nyengir
"eh den, lo gimana sudah bisa lupain oca" kata andi
"kalo lupa sih gak mungkin ndi, yah minimal gw sudah ikhlas dia pergi" kata gw
"ooo bagus deh, gimana sudah dapet gantinya" tanya andi
"halah, gw males cari cari" kata gw
"kalo gw sih yakin lo pasti gampang dapet ganti oca" kata andi, gw cuma tersenym
"lo sudah pernah kontak oliv belum" tiba tiba andi nanyain oliv
"gak tau ndi, lost kontak" kata gw
"lo ada facebook gak sih den" katanya
"gak ada males gw, ribet kerjaan" jawab gw
"buat gih, disalah satu pertemanan gw ada oliv tuh" kata andi
"nantilah kalo sempat" kata gw
"idih gampang bganet bro, gak sampe 5 menit, bikin ya, balik darisini gw temenin bikin, gw bawa laptop" kata andi
"terserah lo aja" kata gw, padahal didalem hati gw, gw penasaran pengen liat oliv.
Sesampai di kebun sirih, gila ditempat makan rame banget, padahal tempatnya biasa dipinggi jalan, tapi yang ngantri kayak apaan aja, tapi sesuai sih, nasi gorengnya emang enak, gak pelit sama kambing, banyak banget.

Setelah makan, kita balik ke hotel, andi ikut kekamar, 
"Gila lo, kamar lo gede banget, emang room rate lo berapa sih dikasih kantor" kata andi
"gak tau, gw mah ikut aja, dikasih apa aja hayo, mau dimana aja gak masalah" kata gw
"gila, enak bener lo" kata andi
Lalu dia buka tas dia, dan keluarin laptopnya, setelah koneksi terhubung dia langsung browsing, dan langsung buka facebook.
"nih liat den, nih oliv" katanya sambil menghampiri gw yang lagi rebahan diranjang.
Dia kasih liat ke gw facebooknya oliv, ternyata dia gak banyak berubah, masih seperti oliv yang dulu cuma beda dipotongan rambut, sekarang rambutnya diurai.
"tuh kan dia tambah cantik" kata andi
"yah lumayanlah" jawab gw
"nih gw liat relationshipnya ya" kata andi "Single den" lanjut andi
"terus kenapa?" kata gw
"yah lo, lo dketein lagi gih, buat gantiin oca" kata andi
"nanti lah ndi, gw masih belom bisa" jawab gw
"ih lo den, bego" kata andi, lalu dia kirim pesen ke oliv.
"halloooo buk" ketik andi
cukup lama kita tunggu responnya,
"udahlah ndi, gak usah repot repot nanti juga kalo gw mau gw bisa kok" kata gw, kembali rebahan
"den.. den... liat den, dibales" kata andi, gw semangat langsung bangun, gw baca jawaban oliv
"Lo Andi kan, apa kabar lo" jawabnya
"iya gw andi, baik liv, lo gimana?" ketik andi,
"Gw baik ndi, sekarang dimana lo?" jawab oliv
"di Jakarta, lo dimana, masih di jogja" kata andi
"wuih sama ndi, gw juga di Jakarta, gw kerja disini sekarang setelah selesai kuliah" kata oliv, jantung gw berdegup kenceng malam itu.
"serius lo, ketemuan yuk" kata andi
"bener ndi, ngapain gw bohong" kata oliv
"tinggal dimana?" kata andi
"kemayoran ndi, lo" jawab oliv
"Cempaka putih" kata andi 
"ooooh, eh ndi, kabar temen lo gimana" tanya oliv, sudah pasti pertanyaannya adalah nanyain gw
"dia tidur" jawab andi, andi ngedipin mata ke gw, gw senyum saja
"tidur? maksudnya, deni kenapa" kata oliv
"iya tidur nih disamping gw" kata andi
"dia lagi dijakarta juga ndi?" kata oliv
"iya, gw lagi dihotel, deni lagi dinas disini" kata andi
"oo, hotel mana?" tanya oliv
"sahid" kata andi
"sahid yang di sudirman?" kata oliv
"yup anda benar" jawab andi,
Cukup lama oliv gak jawab.
"kok gak dijawab jawab ya den" kata andi bingung
"dia tidur, capek kerja bego" kata gw
ANdi kayaknya kecewa, "den gw nginep sini ya, males balik ke kost" kata andi
"yah terserah lo aja" kata gw, gw masih ngebayangin ternyata oliv gak jauh, dia ada disini, kemayoran - sudirman gak jauh, paling lama 20 menit sampe pikir gw, kemayoran luas, kalaupun gw kesana mau cari dimana, lagian tadi andi gak tanya detailnya.
Gw masih rebahan ketika telpon kamar gw bunyi,
"yah halo" kata gw
"maaf pak, dibawah ada tamu bapak ingin bertemu, benar sudah ada janji dengan bapak" kata resepsionis bawah, gw langsng mikir, jangan jangan oliv yang kesini
"siapa ya mbak?" tanya gw
"Ibu Oliv pak" katanya, gw bingung antara seneng dan salah tingkah
"bagaimana pak mau diterima" katanya
"eh maaf mbak, tolong disampein aja nanti saya kebawah" kata gw
"baik pak" lalu panggilan terputus
"siapa den" kata andi
"Oliv ndi" jawab gw
"dia kesini den, serius lo" kata andi
"serius bego" kata gw "mau ikut kebawah gak?" tanya gw
"hmmm, gak usah deh, lo aja, gw capek" kata andi
Gw langsung turun kebawah, kaki gw gemeter ketika keluar dari lift, jantung gw deg degan, gw langsung kearah resepsionis, 
Duduk di lobby hotel, perempuan dengan rambut berombak terurai dengan kacamata khasnya menatap gw, dia tersenyum dan langsung berdiri
Gw samperin dia, dia tersenyum lebar.
"hai, liv" kata gw canggung
"hai" jawabnya
"lama nunggunya" kata gw
"gak juga" jawabnya "duduk yuk, pegel" kata oliv
"ohhh iya, sorry" kata gw
"kamu apa kabar den" katanya
"baik, klo kmu liv" jawab gw, 
"yah gak pernah sebaik ini" katanya
Sumpah gw bener bener bingung mau ngomong apaan, lidah gw seperi berat buat ngomong, mulut gw seperti gak mau kebuka. Dia juga gitu.
"keluarga gimana liv, masih di jogja" tanya gw
"sehat semua, masih di jogja" jawab oliv "emak sama adek2 sehat den" katanya
"sehat semua, indah sudah kuliah sekarang" kata gw
"ooo,, kamu berapa hari disini" tanya oliv
"4 hari, weekend aku masih disini" jawab gw
"hmm, kamu bener bener berubah den" kata oliv
"berubah gimana" kata gw
"berubah semuanya, lebih dewasa" kata oliv
"oh ya, kamu juga berubah" kata gw "makin cantik" entah kata kata itu keluar dari mulut gw
"kamu bisa aja" katanya, dia tersenyum malu
"kamu sudah makan" kata gw basa basi
"sudah tadi, pas andi kirim pesen aku baru selesai makan, kamu" katanya
"ooh, sudah tadi sama andi" jawab gw, kita kembali diem.
"deni apakabarnya liv" kata gw
"kita sudah gak berhubungan lagi den" kata oliv
"ooo, sorry" kata gw 
"gak papa, santai aja, udah lama juga" kata oliv
"emang kenapa? kok bisa, kalian kayaknya cocok" kata gw, muka oliv berubah
"dia gak suka aku kerja disini, kita ribut, terus pisah" kata oliv
"oooo" kata gw
"aku sudah denger kabar oca den, kamu yang kuat ya" kata oliv, gw kaget denger dia bahas oca
"oh ya, kamu tau darimana" tanya gw
"tekhnologi den, anak anak share beritanya di FB" kata oliv
"oooo, iya dia sudah gak ada" kata gw
"jadi kamu sudah bisa milih nih" tiba tiba oliv nanya gitu
"maksudnya" kata gw
"aku tau den, sebelum oca pergi kalian sudah mau nikah" kata oliv
"ooh, iya liv" jawab gw
"kamu sayang banget ya sama dia" kata oliv
"iya liv, dia segalanya" kata gw
"ooo, terus perasaan kamu ke aku gimana sekarang, masih kayak dulu?" kata oliv
"hmmm, gimana ya liv, jujur aku masih sayang sama kamu, sayang yang sama, cuma oca selalu ada buat aku, banyak yang dia korbanin liv" kata gw
"iya den, aku ngerti, mungkin kalo aku diposisi yang sama, aku bakal ngelakuin hal yang sama" kata oliv
gw cerita tentang penyakit oca, penyebab sakitnya oca, apa yang sudah dia lakuakn buat gw, semuanya gw ceritain gak ada yang gw kurangi, oliv nangis denger semua cerita gw, entah berapa banyak tissue yang dia pake.
"Dia sangat kuat ya den" kata oliv ketika gw sudah selesai cerita
"beda banget sama aku, pengorbanan dia buat kamu gak akan bisa aku saingi, aku baru pisah sebentar sama kamu, sudah ada cowok lain" kata oliv matanya bengkak "boro boro mau kayak oca, kamu beruntung bisa punya orang seperti oca den" kata oliv
"yah semua ada jalannya liv" kata gw, gw terdiam, oliv juga terdiam.
"liv, udah malem, kamu gak mau pulang, atau mau nginep disini, dikamar juga ada andi, nanti aku pesen ekstra bed" kata gw
"oh iya den, gak usah aku balik aja, nanti aku main lagi kesini ya, aku masih kangen" kata oliv
"siap, kamu naik apa kesini" kata gw
"taxi" jawabnya
Gw anter dia sampe ke depan, kita nunggu sekitar 5 menit taxi langsung dateng.
"see you tommorow den" kata oliv, dia tersenyum, mata nya membengkak.
"yup, ati ati dijalan liv" kata gw
Lalu dia meluncur pergi.
Entah takdir kanh, atau jodohkan kita masih bisa ketemu disini.

---------------------Bersambung-----------------------
[Sebelumnya · Selanjutnya · List Episode]
Jangan lupa baca dari awal agar memahami isi cerita yang sangat fenomenal ini.

Dia Dia Dia Sempurna - Episode 64


Sejak kejadian malam itu, keseharian gw lebih banyak dirumah oca, gw berangkat kerja subuh, perjalanan 2 jam lebih, sore gw langsung balik lagi.
Gw sudah cerita sama emak tentang kondisi oca, tentang lamaran gw malam itu, emak selalu support apapun jalan yang bakal ane tempuh.
"kalo kamu memang sudah bulat, mak pasti dukung nak" kata emak, ketika gw cerita tentang oca
"Makasih mak" kata gw
"nanti emak akan ajak beberapa tetangga disini untuk dateng ke rumah oca, kita orang timur nak, ada tata cara yang bener untuk melamar anak orang" kata emak tersenyum, gw cuma nyengir malu malu. Memang biasanya budaya di Palembang, butuh beberapa kali pertemuan orang tua untuk lanjut ke prosesi lamaran, biasanya hampir 4 kali pertemuan.
Yang pertama adalah perkenalan orang tua, kedua Melamar, ketiga mendengar jawaban dari pihak perempuan dan keempat menentukan tanggal.
Nah karena malam itu gw sudah lompati 3 tahap pertama, jadi rencana emak bakal ngajak beberapa orang yang dianggap dituakan dikampung gw buat langsung mutusin tanggal. Gw udah pesen sama emak, kalo bisa gak perlu lama lama.
Tepat seminggu setelah kejadian itu, tepatnya malam minggu tanggal 5 Maret 2011, gw ajak emak, adek-adek gw dan beberapa tetangga untuk ke rumah oca.
Sesampainya disana kita disambut oleh keluarga oca dan ada beberapa tetangga mereka.
Acarapun dimulai, setelah sedikit perdebatan akhirnya ditentukannla waktu 2 bulan dari sekarang tepatnya tanggal hari jumat tanggal 6 mei 2011 untuk akad dan Hari minggu 8 Mei 2011 Untuk resepsi.

Hampir satu bulan waktu gw bener bener padet, untuk mengurus segala keperluan acara nanti, dari undangan, sewa gedung (terus terang untuk waktu yang mepet sangat sulit mencari gedung yang available) untung gw banyak kenalan waktu maish kerja di restoran dulu jadi semuanya bisa mereka bantu. Setelah semuanya beres gw bener bener lega.

"Sayang gimana persiapannya" kata oca
"sudah 90% " jawab gw, sambil baringan dikursi kamar oca, dan duduk bersandar ditempat tidurnya
"maaf ya say, aku gak bisa bantuin" kata oca
"gak papa sayang, lagian aku juga banyak dibantu temen temen" kata gw
"kamu pasti capek banget, tiap hari Pulang pergi dari tempat kerja ke sini" katanya
"nggak kok, kalo sudah liat kamu capeknya ilang" kata gw ketawa,
"bisanya gombal ah" kata oca senyum
"sayang, sini dong, deket deket aku" kata oca, nyuruh gw naik ke tempat tidurnya
gw ikutin permintaanya
"sini baringan disini" kata oca sambil nyuruh gw letakin kepala gw di pahanya, gw ikutin, dia pijet kepala gw, enak banget, mata gw terpejam.
"sayang, kamu kok masih mau nikah sama aku" kata oca, pertanyaan yang paling benci gw denger, hampir tiap hari nanya pertanyaan yang sama
"udah ah sayang, jangan dibahas lagi, aku sudah sering jawab dan jawabanku tetep sama, karena aku sayang kamu" kata gw agak sewot.
"yeee, gitu aja sewot, aku cuma mau mastiin, takutnya kamu berubah pikiran" kata oca
"tapi kalo kamu mau berubah pikiran juga gak papa" katanya senyum
"kok kamu ngomong gitu sih, udah ah males bahasnya" kata gw kembali terpejam.
"iya maaf" katanya, cukup lama dia diem, gw masih terpejam.
"sayang, nanti undangan kapan bakal disebar" tanya oca
"mungkin 2 minggu sebelum acara ca, kan bisasanya juga gitu" kata gw
"oooo, undangannya bagus ya" kata oca, sambil liat liat undangan yang sudah gw cetak
"iyalah, eh ca, kemaren gimana pas fitting nya? ada masalah" kata gw
"gak ada kok, lancar, tapi den nanti pas resepsi aku gak kuat berdiri lama" kata oca
"iya gak papa, kamu duduk aja" kata gw
"tapi kan aku mau nari buat kamu" kata oca, untuk adat palembang biasanya pada saat resepsi ada satu sesi dimana mempelai perempuan bakal nari untuk mempelai laki laki.
"gak usah dipaksain ca, dari SMA aku udah sering liat kamu joget joget" kata gw ketawa
"hmmm kan beda sayaang, ini itu tarian spesial" katanya manja
"yah nanti liat kondisi kamu ya" kat gw, dia senyum semangat
"kamu kapan bakal periksa lagi" kata gw
"mungkin seminggu lagi say" kata oca
"emang gimana perkembangannya" kata gw
"kata dokter rencananya usus yang ada tumornya bakal dipotong" kata oca
"ooo, yah baguslah, semoga kamu bisa sehat ya" kata gw
"aaamiiin sayang, aku pengen cepet sembuh biar bisa urus kamu" kata oca
"jangan dipaksain, aku bisa urus sendiri kok" kata gw
"jangan gitu, suami itu ladang pahala istri, kamu mau pahala ku gak ada" kata oca, gw tersenyum liat semangat dia, jujur dia jauh lebih semangat setelah kejadian malam itu.
"Sayang, nanti kita bulan madunya kemana?" tanya oca
"kamu maunya kemana, aku ikut aja" kata gw
"kemana ya, kalo bali terlalu biasa, aku pengen yang gak biasa" kata oca
"hmmm. kemana ya" kata gw mikir mikir
"Gimana kalo ke maladewa, pantainya bagus sayang" kata oca
"oh ya, masak" kata gw
"iya, aku pernah baca baca, pantainya bersih banget, terus dipinggiran pantai ada resort model kayak rumah panggung gitu, jadi begitu buka jendela langsung liat laut" kata oca

"yaudah, nanti aku coba cari informasi dulu ya" kata gw "kamu juga harus cepet sehat biar nanti bisa pergi bulan madu, tapi klo kondisi kamu gak memungkinkan mendingan bulan madu disini aja" lanjut gw
"hehehe iya sayang, makasih ya" katanya, gw senyum,

Seminggu kemudian oca kembali periksa kondisi dia, gw gak bisa nemenin karena gw harus kerja, dia ditemenin oleh orang tuanya.
Tiba tiba HP gw berdering, gw liat dari tampilannya oca yang telpon
"ya sayang, gimana hasil pemeriksaanya" kata gw takut ada masalah yang gawat
"gini sayang, kata dokter aku harus langsung operasi, mereka takut semakin menyebar" kata oca, dari cara bicaranya gw tau oca habis nangis
"yaudah, kapan rencananya" kata gw
"malem ini, mama sama papa sudah setuju dan mereka sudah daftar ke rumah sakit untuk oeprasii, tapi aku takut sayang" katanya nada suaranya sedih
"gak perlu takut sayang, yang penting kondisi kamu sehat: kata gw
"kamu bakal temenin aku kan?" katanya,
"aku pasti temenin, habis ini aku langsung meluncur ke rumah sakit" jawab gw
"kamu semangat ya sayang" kata gw
Setelah mendengar informasi dari oca, gw langsung izin untuk pulang lebih awal, gw langsung kebut motor gw menuju rumah sakit.
Sesampainya disana gw langsung kekamar tempat oca dirawat, didalemnya ada mama sama papa oca, dan oca masih terbaring ditempat tidur
"gimana oca om?" tanya gw
"baru selesai di anestesi, kayaknya baru mulai bereaksi" kata papa oca, gw liat mata oca sudah sangat berat.
Sekitar 15 menit akhirnya oca mulai dibawa ke ruangan operasi.

Papa dan mama oca nunggu didepan ruang operasi, gw lebih milih nunggu di mushola rumah sakit, gw berdo'a meminta kemudahan dan kesembuhan untuk oca. Sekitar 1 jam akhirnya operasi selesai, papa oca manggil gw dimushola,
"gimana om operasinya" kata gw
"operasinya sudah selesai, tapi oca masih belum sadar, mendingan kita temui dokternya dulu" kata papa oca
gw, mama sama papa oca langsung menuju ke ruangan dokter, kita bertiga duduk dikursi didepan meja dokter.
"maaf sebelumnya, mas ini siapanya pasien" kata dokter, bertanya tentang saya
"dia calon suaminya dok, saya yang minta dia ikut kesini" kata papa oca
"ooh baiklah, begini Bapak Ibu, kita sudah berusaha untuk angkat semua tumornya, tetapi mohon maaf pak, tumornya sudah menyebar ke seluruh usus besar pasien, seharusnya dari awal kita langsung operasi" kata dokter
"iya dok, waktu di australi kita sudah ajukan operasi, tapi anak saya selalu menolak, malah terakhir dia lebih memilih dirawat disini" kata papa oca, gw liat mama oca sudah nangis. Gw akan bener bener merasa bersalah kalau oca sampai kenapa napa, dia pulang kesini karena cuma pengen liat gw, semuanya salah gw, pikir gw, kalo ada orang yang paling bertanggung jawab akan oca itu gw.
"jadi bagaimana nasib anak saya dok" kata mama oca, suaranya terbata bata,
"mohon maaf bu, kita sudah berusaha, kita tinggal berdo'a sama tuhan karena semuanya adalah kuasanya" kata dokter, mendengar jawaban itu, papa dan mama oca saling berpelukan, air mata gw netes, gw gak sanggup angkat kepala gw, gw gak tau harus ngomong apa.
"jadi berapa lama lagi umur anak saya dok" kata papa oca
"paling beberapa bulan lagi sampai semua tumor menyebar pak" kata dokter, "mohon maaf pak, saya harus menyampaikan semua kebenarannya" kata dokter
"iya dok, terima kasih banyak" kata papa oca,
Lalu kita beranjak, dari ruangan dokter dan langsung menuju kamar oca.
Oca masih tertidur, kita bertiga semua diam, mama oca duduk disamping oca, papanya duduk di sofa yang ada dikamar, gw duduk disamping papa oca.
"den, sebelum semuanya terlambat, apakah kamu gak mau mundur" kata papa oca, gw kaget denger ucapan papa oca
"maaf om, saya gak akan batalin semuanya" kata gw
"tapi kamu sudah denger sendiri vonis dokter" kata papa oca
"saya gak perduli apa kata dokter" kata gw
"tapi saya perduli, saya gak mau kamu menyesal" kata papa oca
"Saya gak akam menyesal om" kata gw "dan tolong om, jangan ambil kebahagiaan terakhir oca" kata gw, mata gw berair, gw liat mata papa oca juga sudah basah
"maafin saya den, saya sudah minta hal yang gak mungkin" kata papa oca
Gw cuma diem, gw menatap oca dia terlelap sangat nyenyak.
Cukup lama gw terdiam, gw pamit sama orang tua oca, oca masih tidur, efek bius kayaknya belum hilang.

Besok malem gw kembali ke rumah sakit, gw liat dia sudah sadar, tatapan matanya kosong, orang tuanya duduk disofa, mereka terliat bener bener capek.
"hai sayang" kata gw
"hei" oca langsung senyum
"putri tidur sudah bangun ternyata" kata gw
"mau tidur lagi ah, nunggu dicium dulu baru bangun" kata oca pura pura tidur lagi.
"belum muhrim" jawab gw, oca nyengir
"kamu sudah makan say" kata oca
"sudah tadi" kata gw
"jangan bohong, tuh ada roti buat kamu aja, aku kan belum boleh makan" kata oca
"makasih sayang" kata gw
"Sayang, makasih ya" kata oca
" makasih buat apa" kata gw
"aku sudah denger semuanya dari papa sama mama, meski kamu sudah tau batas umurku kamu masih mau sama aku" kata oca tersenyum,
"tapi kenapa say, kenapa kamu gak mau batalin semuanya" katanya
"gak ada alasan bagiku buat batalin ca, kamu alasan aku masih disini" kata gw
"makasih ya sayang" katanya, gw senyum.
"eh sayang, nanti kalo kita sudah nikah kayaknya gak jadi ya bulan madunya" kata oca
"jangan mikir macem macem dulu, kamu cepet sembuh aja, biar cepet pulang terus acaranya tetep sesuai schedule" kata gw
"kita ke pagaralam saja yuk, kan deket" kata oca
"iyaa, kalo kamu kuat kita jalan" kata gw
"hhihihi, kamu masih inget kan pas kita bertiga disana, aku, kamu oliv" kata oca
"hmmm iya ca, gak akan pernah lupa" jawab gw
"Oliv apa kabar ya sayang" kata gw
"aku kurang tau sayang, mungkin udah nikah" kata gw
"masak" katanya kaget
"kali aja" kata gw
"sayang kamu sekarang benci ya sama oliv" katanya
"kenapa harus benci ca" kata gw
"yah kali aja, mungkin kamu kecewa sama dia, karena dia dapet cowok lain" kata oca
"aku gak punya hak apa apa sayang, lagian aku kan sudah milih kamu" kata gw
"itulah masalahnya sayang, aku gak sempurna, oliv lebih pantes buat kamu" katanya
"kamu yang sekarang sangat sempurna ca, udah gak usah bahas oliv" kata gw
"hmmm, sayang aku minta kamu janji ya" kata oca
"iya janji apa" kata gw
"janji, nanti kalo aku sudah gak ada kamu harus cari oliv ya" kata oca
"emang kenapa harus gitu, lagian aku gak suka kamu ngomong kayak gitu" kata gw
"ihhhh, janji aja pokoknya, aku tau kamu masih sayang kan sama dia" kata oca
"iya sayang, gak akan pernah berubah, sama kayak sayang aku sama kamu" kata gw
"iya sayang aku percaya, terima kasih ya karena sudah milih aku" katanya tersenyum "jangan lupa ya janjinya" kata gw
"iya" kata gw singkat, gw gak tau harus ngomong apa, memang didalem lubuk hati gw, gw masih belum bisa lupain oliv,s egala keusilan dia, senyum dia, tawa dia, gw gak akan pernah bisa lupa.

"sayang, nanti kalo aku sudah keluar dari rumah sakit, temenin aku jalan jalan ya" kata oca
"kemana?" kata gw
"jalan jalan aja, udah lama kan kita gak jalan bareng" katanya
"iya kalo kamu sehat ya" kata gw
"iya aku pasti sehat" kata oca

Seminggu setelah oca keluar rumah sakit, sesuai janji gw ke dia, gw ajak dia jalan jalan naik mobil dia.
"Hari ini aku seneng banget sayang" katanya
"aku juga seneng ca" jawab gw
"hmmm, aku pengen gini terus sama kamu say" kata oca, lalu dia nangis
"iya ca, aku juga gak mau jauh dari kamu" jawab gw
"tapi sebentar lagi aku pergi, kamu sehat sehat ya, jaga diri, jangan suka berantem lagi, inget ibadah" kata oca
"kamu jangan ngomong kayak gitu ca, kamu akan akan terus hidup ca, bukan dokter yang nentuin umur kamu" kata gw, gw bener bener gak tahan denger dia ngomong kayak gitu.
"kamu kan suka bandel soal makan, makan jangan suka telat ya, kerja yang bener, jangan suka genit sama cewek" lanjut oca, dia acuh sama kata kata gw, gw cuma bisa diem.
"Deniiii, kamu denger gak sih" teriaknya
"iya iya denger" kata gw
"janji ya" katanya
"iya iya, aku janji, kamu juga janji jangan telat minum obat" kata gw
Dia senyum, ke gw,
"sayang sin deh" kata dia,
gw agak mendekat kedia, lalu kecupan hangat di pipi gw, sangat berasa, sungguh hangat
"Jangan lupa janjinya ya" kata oca, matanya menatap mata gw, dia tersnyum, senyum yang gak akan pernah gw lupa.

Malemnya pukul 11 lewat gw dapet telpon dari HP oca,
"iya sayang, kenapa" kata gw, mata gw masih berat.
"ini tante deni, kamu kesini ya" katanya, tangisan terdengar dari suara mama oca
"oca kenapa tante" sontak gw langsung berdiri
Dia gak bisa jawab, gw langsung matiin fotonya, gw langsung kasih tau emak, gw ajak emak ke rumah oca.
Gw pacu motor gw kenceng, gw liat di depan rumah oca ada banyak mobil parkir.
Gw masuk, didalem semua keluarga oca sudah kumpul, gw langsung kearah kamar oca, gw liat keluarga deketnya sudah ada disekeliling tempat tidur oca, gw hampiri sangat pelan, gw bisa liat muka oca, matanya terpejam sangat tenang, mulutnya agak sedikit terbuka, kulitnya pucat, emak langsung menghampiri mama oca, mereka berpelukan, gw langsung lemas, gw sudah disamping dia, gw pegang tangannya, gw masih belum percaya kalo oca sudah pergi.
"ca, kamu bohong kan" bisik gw, airmata gw sudah mengalir deras
"ca, jawab aku ca" kata gw
papa oca coba tenangin gw, gw hiraukan, yang gw pengen cuma selalu ada disampingnya. Gw menangis sejadi jadinya.
Emak juga coba nenangin gw, gw cuma bisa berlutut disamping oca.
"yang kuat ya nak, ikhlaskan, biar oca bisa pergi dengan tenang" kata emak
"kasian dia kalo kamu gak bisa lepasin" lanjut emak, jujur gw ngerti apa yang emak maksud tapi entah otak gw seperti gak sinkron sama tubuh gw, entah berapa lama gw nangis, malam itu gw gak tidur, gw hanya berlutut disamping dia.
Sorenya oca dimakamin. Gw yang sambut dia didalem liang lahat, gw pengen didalem sini sama lo ca, gw gak mau lepasin lo.
Airmata gw gak pernah berenti.
Selamat jalan sayang, meski kamu sudah pergi, senyummu, tawamu akan selalu ada didalam hatiku.
Selamat jalan Ma**** Va******* A.K.A Oca. semoga dirimu tenang disana.
5 Agustus 1986 - 20 April 2011.
klik Gambar Untuk Download Ungu - Tercipta Untukku
klik Gambar Untuk Download Tong Hua (Fairy Tale) - Guang Liang


---------------------Bersambung-----------------------
[Sebelumnya · Selanjutnya · List Episode]
Jangan lupa baca dari awal agar memahami isi cerita yang sangat fenomenal ini.

Dia Dia Dia Sempurna - Episode 63

wuuuiiiii, tambah rame aja nih kisah ane, makasih ya,,..

*************************************************************************** *****
Hapir sekitar 2 bulan gw gak dpet kabar apapun tentang oca, gw sudh coba main kerumahnya tapi terkadang rumahnya gak ada orang.
Saat itu gw bener bener bingung, sebenarnya ada masalah apa, lalu gw berinisiatif buat ngehubungi andi.
"hallo ndi, pa kabar lo" kata gw
"baik bro, lo gimana" tanya dia
"gw lagi ada masalah ndi" kata gw
"masalah apaan?" kata andi
"nanti lah gw cerita, lo kapan balik ke palembang?" tanya gw
"belum tau den, tapi kayaknya deket deket ini, kebetulan dari kantor dapet dinas ke palembang" kata andi , andi sudah kerja di Jakarta, diperusahaan pengembang yang cukup ternama.
"nanti kalo lo di palembang kabari ya, bayak yang pengen gw ceritain" kata gw
"sekarang aja kali den, gak papa kok gw gak sibuk" kata andi
"nanti ajalah, pas ketemu aja lebih enak ngobrolnya" kata gw
"oou yaudah, kalo lo maksa" kata andi
"yaudah, gw balik kerja lagi ya, banyak kerjaan nih" kata gw
"iya, salam buat emak" kata andi
"sip" jaab gw, lalu koneksi terputus.

Sekitar 2 minggu kemudian gw dapet sms dari andi,
"bro, gw sudah dipalembang, ketemuan dimana" katanya
"gw ke rumah lo aja, sore ini ge berangkat" bales gw
"jangan bro, gw gak ngomong kalo balik, gw nginep di horison, lo kesini aja" kata andi
"oke, nanti malem ya" bales gw.
"sip" jawabnya

Sorenya setelah pulang kerja, gw langsung kebut motor gw, perjalanan yang biasanya 2 jam lebih gak berasa, sesampainya disana gw langsung telpon andi
"Bro, gw sudah di lobby, lo turun" kata gw
"siap" jawabnya
Gak terlalu lama gw nunggu dia sudah dateng.
"gila lo nyet, dinas dipalembang aja pake acara gak balik ke rumah" kata gw
"sayang den, sudah dipesenin ngapain disia siain" katanya
"lo gak ngomong kalo balik" kata gw
"gw ngomong sama mama tapi gw bilang langsung balik lagi ke jakarta gak nginep" kata andi "lo mau cerita apa" katanya
"gw mau tau, lo masih kontak kontak oca nggak?" tanya gw
"gw emang gk pernah kontak oca den, siska biasanya yang ngobrol sama dia" kata andi "emang kenapa" tanya andi
"udah berbulan bulan gw gak ada kabar tentang dari oca" kata gw, lalu gw ceritain tentang kontak gw terakhir
"aneh ya, biasanya dia paling seneng kalo dapat kabar tentang lo, apalagi kalo bisa ngomong sama lo" kata andi
"itulah yang gw bingung ndi, sebenernya kenapa sama dia" kata gw
"hmmm, kayaknya kita harus ketemu siska den, dia temen deket oca" kata andi
"emang dia disini ndi" kata gw "kat alo dia kerja di Jakarta juga" lanjut gw
"dia dipindahin ke cabang sini den" kata andi
"lo udah ketemu dia" kata gw
"belom, dia gak tau gw balik" kata andi
"kenapa, lo lagi ribut" kata gw
"ada masalah dikit lah, dia maksain buat buru buru nikah, jadi gw males kalo ketemu, pasti nanya itu itu lagi" kata andi
"yaudah, kalian kan sama sama sudah wajib nikah, nikah sana" kata gw
"gw masih belum siap den, secara materi sih cukup, tetapi secara mental gw masih belum siap" kata andi
"ooo gitu, terus gimana kita mau ketemu siska kalo lo aja gak ngomong kalo balik" kata gw
"tetang aja, gw bilang aja baru sampe tadi" jawab andi
"sip kalo gitu, kapan kita berangkat" tanya gw
"bentar gw telpon dia dulu ada nggak" kata andi
Andi langsung nelpon oca,
"sayang, kamu dirumah ya" kata andi
"oke, aku main kerumah ya, sama deni" kata andi
"gak papa, mau main aja" kata andi
"oke sayang, dadah" tutup andi
"yuk berangkat, dia ada dirumah" kata andi

Gw langsung kebut motor gw, boncengan sama andi.
Sekitar 20 menit kita sampe ke rumah siska
Andi ketok rumahnya, pembantunya yang buka, gw sama andi nunggu diteras rumahnya, sekitar 5 menit siska keluar.
"lama nunggunya" kata siska
"gak kok, baru" jawab andi
"kamu jahat, balik gak ngomong ngomong" kata siska
"yang pentingkan aku datang, daripada gak datang" jawab andi, dasar pembohong pikir gw dalem ati
"hai den, pak kabar" kata siska
"baik sis, lo kerja disini ya" kata gw
"iya, sudah 2 bulan ini, gw dipindahin di bank cabang sini" katanya
"wah enak. bisa deket keluarga" kata gw
"yah ada enaknya ada nggaknya, gak enaknya gw jauh dari andi" kata siska manja
gw liat muka andi senyum penuh arti kearah gw
"eh, katanya lo mau ngobrol sama gw den, kenapa" kata gw "pasti mau nanyain oca" kata siska seperti sudah bisa menebak kedatangan gw
"kalo lo mau nanyain oca, sorry den, gw juga sudah lost kontak sama dia" kata siska
"iya ca, gw mau tau dia kenapa, gw bener bener khawatir sis" kata gw
"iya den, gw juga khawatir, terakhir kontak dia 3 bulan yang lalu den, setelah itu gw gak bisa hubungi dia lagi" kata siska
"dia masih di ausi" kata gw
"sepertinya" kata siska
Lalu gw cerita sama siska tentang kontak gw terakhir sama oca, siska merhatiin dengan seksama.
"jadi dia pernah janji sama lo kalo lo sdh siap buat lamar dia, dia bakal siap nerima lo den" tanya siska
"iya ca, janji itu yang selalu kasih gw semangat buat kuliah" kata gw
"Itu biar lo semangat den, biar lo gak sia siain hidup lo" kata siska, gw agak kaget denger perkataan siska, kok bisa dia nyimpulin seperti itu
"lo kok bisa ngomong gitu sis, emang oca pernah ngomong gitu sama lo tentang gw" kata gw, siska kaget, seperti ada yang kelepasan ngomong
"plis sis, klo lo tau dimana oca, kasih tau gw" kta gw
"beneran den, gw cuma nebak nebak doang" katanya
"plis sis, kita sudah lama temenan kan, lo tau gimana gw" kata gw, siska seperti merenung, cukup lama dia merenung
"sayang, kalo kamu tau sesuatu kamu cerita sama deni, ayolah, kesian liat deni, dia jauh jauh dari tempat kerja buat kesini cuma buat nanya kabar oca doang" kata andi,
"tapi lo yakin den, gak bakal tinggalin dia" kata siska
"maksud lo apa sis, kenapa dengan oca" paksa gw "oca kenapa sis" gw sudah mulai gak sabar, gw bener bener panik saat itu.
"oke oke, gw cerita, lo jangan marah sama gw dong, tapi lo janji lo gak akan tinggalin dia" kata siska
"lo tau gw sis, gw gak pernah langgar janji" kata gw
Siska narik nafas panjang, dia menatap keatas, matanya mulai berkejap, airmatanya netes, ngeliat ekspresi siska gw tau ada hal yang gak bagus terjadi sama oca.
"Gini den, sebenernya oca sudah lama balik kesini" kata siska, gw kaget denger cerita itu, gw bener bener shock
"tapi kok gw gak tau" cecer gw,
"lo sabar dulu, biar gw selesai dulu" kata siska dengan mata berair, gw liat andi dia ngangguk sepertinya setuju sama perintah siska
"lo inget terakhir kita ketemu, sebenernya setelah itu dia gak balik lagi ke ausi" kata siska
"tapi gw nganter dia" kata gw
"jangan disela dulu" bentak siska, gw langsung diem, segala pikiran gw macem macem
"dia sakit den, pas di ausie, dia sudah diagnosis terkena kanker usus, tapi dia gak pernah cerita sama gw, cuma dia dan orang tuanya yang tau, awalnya cuma ada tumor kecil, dia selalu rutin periksa disana, lalu lambat laun tumornya berubah ganas, seharusnya dia masih disana buat perawatan, tapi waktu itu dia maksa buat balik, pas dia balik dia cerita semuanya sama gw, dia sudah tau umurnya gak bakal lama lagi, makanya dia sengaja balik biar dia bisa liat lo terus dusisa umurnya" cerita siska
"Tapi kita gak pernah ketemu sis" jawab gw, gw beneer bener shock denger cerita siska
"lo gak pernah tau den, dia selalu merhattin lo kok, hampir setiap malem dia ngeliatin lo kerja di restoran, biasanya dia dianter mamanya, kadang cuma nunggu diparkiran.
"kenapa dia gak ngomong sama gw" kata gw, airmata gw sudah penuh
"dia gak mau hancurin mimpi lo den" kata sisa
"gw gak peduli sis, gw sayang dia, gw pengen disamping dia" kata gw.
"itulah yang dia gak pengen den, kalo lo tau lo pasti bakal habisin waktu lo sama dia, lo gak bakal fokus kuliah, dia gak mau lo kayak gini terus" kata siska, gw lama menunduk, gw bener bener bingung
"terakhir gw dapet kabar dari dia 3 bulan lalu, dicerita semua tentang kontak terakhir kalian, dia bener bener seneng liat lo sekarang den, dia merasa berguna bagi lo, dia bialng dia sudah ikhlas buat pergi" kata siska, gw nangis sejadi jadinya, mungkin baru malem itu andi liat gw nangis seperti ini.
"gw sengaja minta pindah ke palembang sama atasan gw, biar gw beisa nemenin dia den" kata siska nangis
"lalu dia bagaimana sekarang sis" kata gw pasrah
"dia masih ada den, dia selalu dirumahnya, pas lo dateng kerumahnya dia ada dikamar, dia pesen ke mamanya buat bilang ke lo kalo dia belum balik, dia sengaja kasih alamat masangernya biar dia bisa natap muka lo" kata siska, akhirnya gw paham kenapa malam itu oca natap gw terus.
Gw langsung berdiri,
"mau kemana lo" tanya andi
"gw harus kerumah oca ndi," kata gw
"gw ikut" kata andi
"gak usah, lo disini aja" jawab gw
"gak den, kita ikut, naik mobil gw" kata siska
Siska langsung ambil kunci mobilnya, kita langsung naik mobil siska, didalam mobil kita semua diam, pikiran gw bener bener kosong saat itu, seperti ada belati yang nancep di ulu hati gw, bener bener sakit, gw masih milih di gebukin oleh orang banyak daripada harus terima kenyataan ini, didalam mobil airmata gw gak pernah berenti.
Sesampai di rumah oca, siska ketuk pintunya, gak lama mama oca keluar, "maaf tante saya harus ketemu oca" kata gw, mamanya kaget, belum sempat mamanya ngomong gw langsung naik keatas, gw sudah berdiri didepan kamar oca, tangan gw sangat berat buat putar handle pintu kamarnya, besi handle pintu terasa sangat dingin, gw putar perlahan gw buka pelan pelang pintunya, darisitu gw bisa liat perempuan yang selama ini gw cari sedang terpejam diatas tempat tidurnya, badannya sangat kurus, kulitnya sangat pucat, rambut lurus panjangnya terurai, ditangannya terpasang infus, gw liat disamping tempta tidurnya terdaoat tabung oksigen besar.
Gw dektain dia, gw duduk diatas dengkul gw, agar gw bisa liat dia lebih jelas, hembusan nafasnya terasa pelan, gw usap rambutnya air mata gw kembali menetes, pelan matanya terbuka, dia natap mata gw
"itu kamu say" katanya pelan, gw cuma bisa ngangguk, gw gak bisa ngomong liat keadaan dia saat ini.
"kamu kok bisa disini" katnaya pelan, senyumnya masih terhias diwajahnya
"kamu kok gak ngomong, aku pasti jelek ya" kata oca, gw geleng
"kamu cantik sayang, kamu sangat cantik" kata gw, suara gw bergetar, dia tersenyum
"kamu sama siapa kesini" kata oca, gw liat kearah pintu, disana ada mama oca, siska dan andi, gw liat mama oca dan siska saling rangkul
"aku malu den" kata oca
"gak perlu malu ca" jawab gw "kenapa kamu gak pernah cerita ca" tanya gw
"aku gak mau kamu khawatir" katanya
"kamu tau sudah berbulan bulan aku cari kamu" kata gw
"iya, aku tau, kamu dibawah ketok ketok pintu" kata oca
"klo gitu kenapa kamu gak ngomong ca" kata gw, oca terdiam cukup lama
"aku takut kamu malah pergi say" katanya, matanya natap mata gw "jadi makanya lebih baik aku yang pergi" lanjutnya
"kamu salah nilai aku kalo gitu ca" jawab gw "aku gak akan pergi ninggalin kamu" lanjut gw
Airmata oca mengalir, dia tersenyum dan gak mampu bicara, cukup lama dia terdiam
"maafin aku ya say" kata oca
"kamu gak salah ca" kata gw
Dia duduk bersandar disandaran tempat tidur, gw peluk dia, dia meluk gw begitu erat, cukup lama dia meluk gw seolah gak pernah mau dilepas, gw bisa dengar isakan tangisanya.
Gw lepas pelukan gw, gw tatap matanya
"kamu mau jadi istriku?" tiba tiba kalimat itu keluar dari mulut gw
Oca terdiam, matanya kembali dipenuhi airmata, gw bisa didenger dibelakang mama oca sepertinya menangis, siska juga menangis.
"tapi aku gak bisa jadi istri yang sempurna say" jawab oca dengan suara terisak
"bagiku kamu sangat sempurna ca, aku gak perduli mau gimana keadaanmu, aku tetep sayang kamu" kata gw, oca tersenyum, sprei tempat tidurnya sudah basah oleh airmata nya. Dan dia anggukan kepalanya, tanda setuju.
Gw langsung berbalik, gw menghampiri mama oca
"tante, saya ingin jadiin oca istri, tante keberatan ?" tanya gw, dia terisak
"terima kasih den, kamu memang anak baik" jawabnya, kemudian dia meluk gw.
Malam itu gw habisin waktu bersama oca, gw duduk disamping dia, dia tertidur dalam senyuman.
---------------------Bersambung-----------------------
[Sebelumnya · Selanjutnya · List Episode]
Jangan lupa baca dari awal agar memahami isi cerita yang sangat fenomenal ini.

Dia Dia Dia Sempurna - Episode 62

Waaaah, maaf baru bisa updated malem, siang tadi mau pulang buru buru ada kerjaan, sekarang istri sama anak sudah tidur, nyolong nyolong nyalain laptop.
*************************************************************************** *******

Setelah keputusan gw keterima gw langsung sampein ke emak, beliau seneng dengernya, dan sampai nangis.
"mak, do'a emak terjawab" kata gw, dia cuma senyum
"nanti besok kamu bantu emak cari kambing ya" kata emak
"lho, kenapa mak" jawab gw
"pas kamu tes, emak sempat buat nazar, dan alhamdulillah kamu keterima, jadi mak harus bayar" kata emak
"emang duitnya ada mak" kata gw
"udah, gak usah kamu pikirin" katanya,
"iya mak, nanti deni cari" katanya

Besoknya, setelah selesai cari kambing gw langsung ke restoran buat ngundurin diri, manager gw setuju,
"saya selalu dukung den, gak mungkin kamu akan terus terusan disini" katanya
"terima kasih pak, terima kasih atas kepercayaan bapak ke saya" kata gw
"iya sama sama" katanya

Sebelum gw kerja, perusahaan memberikan gw offering letter, yang mana isinya adalah hak hak yang akan gw terima begitu gw gabung nanti. Sumpah saya bener bener kaget begitu begitu baca penawaran dari mereka, sallary yang bakal gw terima bener bener gak pernah gw bayangin sebelumnya, bahkan gaji gw setahun direstoran masih bisa kalah dibanding dengan gaji disini sebulan, itu belum termasuk fasilitas fasilitas yang bakal gw terima. Mimpi apa gw bisa kayak gini, sumpah gw seneng banget, gw kasih tau emak, beliau juga sangat seneng, "alhamdulillah nak, yang penting kerjanya yang amanah ya, selalu bersyukur" pesen beliau

Untuk posisi gw diperusahaan baru sebagai procurement atau biasa disebut bagian pengadaan, untuk bagian gw ada 3 orang satu timnya, 1 orang atasan dan 2 orang staff, gw salah satu staff nya dan yang satu lagi perempuan umurnya mungkin lebih tua sedikit dari gw. Hari pertama kerja gw hanya disuruh adaptasi dulu, sama diberikan beberapa overview tentang perusahaan gw.

Gak berasa gw sudah kerja sekitar 3 Bulan, kesulitan yang gw bisa rasain adalah banyaknya tekanan dari warga lokal, yangmana gw selaku bagian pengadaan selalu menjadi bagian yang paling sering didatangi oleh warga lokal, mereka menuntut untuk dijadikan rekanan untuk pengadaan barang di perusahaan gw. Selain itu gak ada kesulitan apapun.

Setelah beberapa lama, gw teringat janji gw ke oca, pesen oca yang selalu jadi motivasi gw untuk menjadi lebih baik.
Malam itu gw sempat main ke rumah oca, sekedar silaturahmi sama keluarganya
"eh deni" kata nyokap oca
"iya tante, apa kabar" kata gw
Setelah dipersilahkan masuk, gw ngobrol ngobrol sama nyokapnya, dia tanya tanya soal kerjaan gw, tentang nyokap gw tentang keseharian gw.
"tante, kebetulan saya kesini, saya boleh tau kabar oca, terus terang seteluh dia pulang terakhir dia gak pernah ada kabar lagi" tanya gw, nyokap oca terdiam sebentar
"dia masih sibu kuliah den" katanya
"ooo, emangnya belum selesai tan, bukannya oca duluan kuliah daripada deni, kenapa masih belum selesai ya tan" kata gw
"kuliah diluar emang beda den, gak kayak disini" kata nyokap oca
"ooo, gitu, yaudah kalo gitu tante, deni bisa minta kontak oca gak" kata gw, lalu dia diaem sebentar
"sebentar ya, tante liat dulu keatas" katanya, cukup lama beliau diatas
"ini den, mungkin kamu bisa webcam sama oca via massanger saja, kalo telpon lebih mahal" kata nyokap oca
"oo iya tan, makasih ya, saya langsung pamit kalo gitu tan" kata gw, lalu gw pulang.

Besoknya gw langsung open chat sama oca di mess perusahaan gw,
"buzz" ketik gw
gw tunggu sekitar 10 menit akhirnya baru direspon
"iya say" jawabnya
"apa kabar ca" kata gw
"baiiiiiik, aku sudah denger kabar dari mama tentang kamu, selamet yaaa" kata oca
"ca, aku kangen, open cam yuk" ajak gw
"hmmm, nanti ya, lagi gak pake baju" katanya
"ngapain gak pake baju, pake gih biar bisa cam sama aku" jawab gw
"lagi males say, gerah" katanya
"ooo, yaudah" kata gw, sambil pasang emot sedih
"kok sedih say" katanya
"gak papa ca" jawab gw
"idih ngambekan sekarang, yaudah bentar ya aku pake baju dulu" katanya, gak lama muka dia sudah tampil dilayar laptop gw, dan suaranya nyaring terdengar
"sayaaaaaaaaaaaaaaang" teriak dia
"biasa aja terianya" kata gw sok cool
"ih kan gitu, udah ah matiin" katanya manyun
"iya iya, maaf" kata gw
sumpah, gw agak kaget liat oca, dia keliatan agak kurus, dan agak pucat
"kamu sakit ca" kata gw
"haaa, nggak ah" katanya lalu ngambil kaca dan ngaca
"kamu agak kurus dan pucat ca" kata gw
"ooo, cuma kurang tidur kayaknya say" kata oca
"ooo, istirahat say, jangan terlalu dipaksain" kata gw
"aku gak mau kalah sama kamu" katanya ketawa
"tapi tetep jaga kesehatan ya" kata gw
"iyaaa bawel" katanya
"sip" jawab gw
dia diam cukup lama,
"kenapa diem ca" kata gw
"diem dulu napa sih" katanya, lalu dia diem lagi, sekarang lebih lama
"ada apa sih" gw mulai gak sabar, dia masih diem
"aku lagi pengen liat muka kamu lama lama say" katanya, lalu kembali diem
"kamu keliatan berubah ya say" kata oca tiba tiba
"berubah gimana" kata gw
"kamu keliatan lebih dewasa" kata oca tersenyum
"kamu juga tambah cantik ca" kata gw
"makasih say" kata oca
"ca, kamu masih inget tantangan kamu sebelum pulang kemarin" tanya gw
"hmmm, masih say" kata gw, tiba tiba nada bicaranya berubah
"kenapa gitu responnya ca" tanya gw
"gak papa say, aku cuma takut kamu nagih janji aku" katanya
"kenapa takut, kan kamu bilang kapanpun aku siap kamu bersedia" kata gw
"iya say, aku ngomong gitu biar kamu lebih semangat kuliahnya" kata oca
"terus, kalau sekarang gimana ca" kata gw masih bingung
"yaudah, kamu fokus kerja aja dulu, nanti kita pikirin lagi" katanya tersenyum
"kamu gak ada masalah kan ca" kata gw
"gak ada den" katanya
"tapi kok kamu ngomong gitu" kata gw
"gak papa den, aku cuma ngerasa masih belum siap den" katanya
"hmmm, iya kalo gitu, aku gak bisa maksa" kata gw, sumpah saat itu gw bener bener down denger jawaban oca.
"kamu gak sedih kan say, aku gak mau liat kamu sedih" katanya
"iya ca" kata gw sambil tersenyum
"pokoknya sampai kapanpun jangan pernah sedih ya say, tenang saja sampai kapanpun aku sayang kamu kok" kata oca tersenyum manis
"aku juga sayang kamu ca, aku cuma agak kecewa, setelah aku sudah bisa mutusin buat milih malah respon kamu begitu" kata gw
"terima kasih ya say sudah milih aku, aku gak akan lupa itu, tapi aku masih belum siap say" katanya
"iya ca, aku akan tunggu, seperti kamu sudah nunggu aku" kata gw, sedih
"jangan sedih say, aku nangis nih" katanya sambil netesin air mata
"jangan nangis ca, kan aku sering bilang, aku gak bisa liat kamu nangis" kata gw, langsung ceria, dia hapus airmata dia.
"maaf ya say, maafin aku" katanya
"iya, tenang aja ca, aku tunggu ya" kata gw
"yaudah, udah dulu ya, aku mau istirahat dulu, ngantuk say" katanya
"iya, sehat sehat ya, jangan lupa istirahat" kata gw
"iya say, aku cinta kamu" katanya
"aku juga cinta kamu" kata gw, sebelum gw tutup, gw sempat liat oca masih nangis.

Selang beberapa hari gw coba hubungi oca, tapi gak pernah di respon, hampir sebulan gw coba tapi tetep gak di respon.
Sumaph saat itu gw bingung sama oca, ada apa dengan dia.
Gw sudah coba ke rumahnya, tapi nyokapnya gak tau, setau dia oca masih sibuk kuliah biar cepet selesai.
Gw selalu berdo'a semoga gak terjadi apa apa sama oca.


---------------------Bersambung-----------------------
[Sebelumnya · Selanjutnya · List Episode]
Jangan lupa baca dari awal agar memahami isi cerita yang sangat fenomenal ini.

Dia Dia Dia Sempurna - Episode 61

Waktu wisuda tiba, acara wisuda dilakukan di aula kampus kita, kebetulan aula kampus kita cukup luas, semua anak didampingi oleh orang tuanya, gw juga didampingi emak gw, emak pake baju terbaik yang dia punya, sedangkan gw pake toga yang sudah dipersiapkan.
Acara dilaksanakan jam 8 pagi, tapi kita sudah berangkat jam 6, karena jalan pasti macet, sesampai kita disana memang sudah ramai. Kursi untuk undangan dipisah dengan kursi mehasiswa, gw anter emak gw ketepat yang sudah disiapkan, dia duduk di kursi paling depan.
Setelah nganter emak gw langsung ke tempat untuk mahasiswa jurusan gw, disana gw sudah liat sari dan beberapa anak jurusan gw. Dia ngeliat gw dan senyum, dia manggil gw biar duduk disebelah dia.

"lo sama siapa kesini den" katanya pas gw sudah duduk disamping dia
"emak, lo?" tanya gw
"Mama sama papa, komplit" jawabnya sambil senyum
"eh den, nanti untuk yang IPK nya paling tinggi orang tuanya dipanggil kedepan buat dikasih bunga sama pihak kampus, terus dapet duit juga" kata sari
"ooo, yang pasti elo sar, lo paling pinter dikelas" kata gw, mukanya merah
"do'ain ya den, kalo bener nanti gw traktir makan" katanya sambil senyum
"siap" kata gw
Gak lama acara dimulai, diawali oleh sambutan dari rektor sekitar 15 menit dan ditambah beberapa prosesi, dimulai lah acara utama, nama setiap mahasiswa dipanggil satu persatu, pertiap fakultas, satu persatu anak anak naik ke atas panggung sambil menerima ijasah, masuk ke giliran fakultas gw, gw dengar Nama gw dipanggil oleh Dekan gw, gw maju kedepan, gw sempat ngeliat kearah emak, gw liat emak seperti ngusap air matanya, setelah prosesi pemberian ijasah gw kembali ke kursi gw,
"selamet ya den" kata sari
gw tersenyum, gak lama nama sari dipanggil, sesuai prediksi dia lulus dengan pujian, orang tuanya langsung diminta maju kedepan, gw liat sari senyum dengan semangat, dia ngeliat kearah gw sambil mangacungkan jempolnya, gw bales dengan hal yang sama.
Setelah semua prosesi selesai, gw langsung nyamperin emak, dia tersenyum liat gw
"selamet ya nak" katanya sambil nyium pipi gw
"iya mak, makasih sudah dukung deni selama ini" kata gw
"cuma itu yang emak bisa kasih nak, do'a dan support" katanya, matanya masih berlinang.
"emak kenapa nangis, jangan nangis dong" kata gw, mata wg juga sudah mulai berair
"emak bangga sama kamu nak, cuma anak tukang sayur tapi bisa sarjana" katanya "bapak kalo masih ada pasti bangga sama kamu" lanjutnya
"semua berkat do'a emak" kata gw, gw peluk emak, pelukan yang cukup lama, gw bisa denger tangisan pelan emak yang membuat gw juga gak bisa nahan air mata gw.
"yaudah mak, kita pulang, nanti Tari nungguin" kata gw, emak senyum dan manggut, sepanjang jalan gw gandeng tangan emak sampai dipintu depan sari manggil gw,
"mau kemana den" katanya dari jauh
"pulang" teriak gw, dia lari menghampiri gw
"mak, ini sari, dia yang sering bantuin deni" kata gw ke emak ngenalin sari, sari cium tangan emak
"saya sari tante" kata sari senyum
"ooh kamu toh yang namanya sari, makasih ya sudah bantuin deni, dia anaknya emang pemales" kata emak sambil ketawa
"gak juga kok tante, malah seringan deni bantuin sari" katanya tersenyum
"yaudah, kita pulang dulu ya sar, adek gw nungguin dirumah" kata gw
"ooo, oke kalo gitu, sampai ketemu lagi ya" kata sari, gw bales senyum dia

Kita langsung pulang kerumah, adek gw yang SMP sudah nungguin dirumah,
"yeyeyeeee, kakak sudah sarjana" teriak dia, "selamet ya kak" kata Tari
"biasa aja kali tar, jangan heboh" katt gw
"biarin" katanya nyengir

Sorenya gw langsung pergi kerja, beberapa temen kasih selamet ke gw,
Sekitar pukul setengah delapan malem, kebetulan restoran gak terlalu rame sari datang sama keluarganya
"hai den"katanya sambil senyum
"hai sar, om, tante" kata gw sambil senyum ke keluarga sari"mau makna malem?" lanjut gw
"iya den, papa mau ngerayain kelulusan gw" katanya
"ooo, yaudah yuk gw cariin tempat yang paling bagus" kata gw, lalu keluarga sari ngikutin gw
Setelah gw minta salah satu waiter buat catet pesenannya dan mereka sudah pesen papa sari manggil gw, gw duduk disampingnya
"den, rencana kamu setelah ini mau kemana?" tanya nya
"belom tau om, baru mau cari cari" katanya
"ooo, kamu kerja sama om saja ya" katanya
"terima kasih sebelumnya om, tapi maaf om, saya mau coba cari cari dulu, itung itung belajar om" kata gw
"ooo gitu, yakin nih" katanya
"insha allah yakin om" jawab gw
"yaudah, kalo kamu kesulitan tinggal datang ke kantor ya" katanya
"iya om, pasti" kata gw
"yaudah, kamu ikut makan ya" katanya
"maaf om, kami dilarang ikut makan bareng tamu" kata gw
"oooo, yaudah kalo gitu kita makan dulu ya" katanya
"iya om, saya permisi dulu" kata gw, dia tersenyum ke gw
Jujur tawaran papa sari bener bener menggiurkan, tapi gw gak enak, mereka sudah terlalu banyak bantu gw, gw gak mau terlalu banyak utang budi sama orang.

Hampir sebulan setelah kelulusan, gw masih coba masukin lamaran ke beberapa perusahaan, semua job fair sudah gw datengin dan beberapa sudah manggil gw untuk ikut test,paling banyak dari perusahaan leasing kendaraan bermotor, dan bebereapa dari perusahaan farmasi setelah ikuti tahap test sampai dengan tahap interview gw agak keberatan dengan syarat yang mereka minta, dimana ijasah bakal ditahan selama gw kerja, aturan yang menurut gw agak memberatkan karena gw gak bakal bisa kemana mana kalo ijasah ditahan.

Keuntungan kerja direstoran, gw banyak dapet kenalan baru, diantaranya orang yang kerja di BUMN maupun Swasta, ada beberapa yang ngasih gw informasi untuk rekrutmen diperusahaan mereka, gw coba ikuti gw tertarik untuk apply diperusahaan Migas, karena menurut mereka disitulah yang penghasilannya paling tinggi.

Setelah sekitar 2 minggu gw apply via online disalah satu perusahaan migas asing yang berada di provinsi sumatera selatan, akhirnya gw dapet balesan untuk mengikuti test Akademik di kantor mereka yang lokasinya lumayan jauh dari Palembang, sekitar 3 jam perjalanan.
Karena bakal makan waktu gw putusin ambil cuti sehari, gw berangkat subuh dari palembang, sampai disana hampir jam 8 Pagi, ternyata peminatnya banyak juga, hampir ratusan orang untuk posisi macem macem. Gw agak pesimis lihat orang sebanyak ini. dengan tekad coba coba gw lanjutin testnya, ternyata test tertulisnya gak begitu sulit, sekitar jam 11 siang testnya selesai, ternyata hasilnya bisa langsung keluar sekitar 2 jam setelah test. Gw makan siang dulu, sekitar jam setengah 2 hasilnya keluar dan dikirimkan via email, karena HP ge cuma hendphone jadu terpaksa gw cari warnet sekedar buat buka email, warnet jauh banget, hampis sekitar 3km baru ketemu.
Gw buka email gw, ada satu pesan masuk, gw buka alhamdulillah gw masuk ketahap berikutnya, yaitu tahap interview user yang akan dilakukan seminggu setelah ini, dengan perasaan seneng gw balik ke Palembang.

Gak berasa sudah seminggu, gw lanjut ke tahap interview,awalnya gw agak gugup jujur karena gw belum ada pengalaman sama sekali untuk bidang ini, interview sudah selesai, gw bener bener pesimis, gw gak yakin bakal diterima, saingan gw rata rata berpengalaman. Hasilnya baru keluar 3 hari lagi.

Gw balik ke Palembang, karena sudah pesimis bakal gagal gw gak pernah buka email lagi sampai seminggu setelah itu gw dapet telpon
"selamat siang, dengan bapak deni" kata suara diujung
"iya siang, dengan saya sendiri" kata gw
"maaf pak kami dari ************* Sumsel, ingin konfirmasi" katanya
"iya Buk, ada apa ya" kata gw kaget tiba tiba ditelepon
"kami 3 hari yang lali mengirimkan email kepada Bapak terkait hasil interview bapak, dimana bapak dinyatakan lulus untuk masuk ketahap berikutnya, kami sekedar ingin konfirmasi apakah bapak menerima email tersebut" katanya, sumpah gw shocu gw gak nyangka bakal lulus
"maaf bu, saya belum baca" kata gw
"oke pak kalau begitu, apakah bapak berminat untuk lanjut tahap berikutnya" tanyanya
"iya Bu, saya berminat" kata gw
"baik pak kalau bapak berminat, untuk tahap selanjutnya adalah interview dengan dewan direksi di kantor pusat Jakarta seminggu lagi" katanya, sumpah gw gak tau bisa atau nggak, duit darimana mau beli tiket
"oooh, interviewnya gak bisa disini saja bu" jawab gw
"tidak bisa pak, tapi tenang saja pak untuk tiket dan penginapan bapak akan ditanggung oleh perusahaan" katanya, sontak gw seneng banget, bener apa kata orang orang, perusahaan ini memang berkelas pikir gw dalem hati
"ooo, baik bu kalau begitu saya setuju" kata gw
"baik kalau begitu pak, untuk tiket pesawat, penginapan dan penjemputan akan kami informasikan via email bapak" katanya
"iya bu terima kasih banyak" kata gw, mimpi apa gw bisa lanjut padahal gw bener bener gk ada harapan.

Seminggu setelah itu, setelah izin sama emak, dan minta izin sama manager gw (untung manager gw baik) gw berangkat, sampai dijakarta gw dijemput dan langsung dianter ke kantor pusat yang terletak disalah satu gedung di daerah sudirman, setelah sampai gw langsung disuruh tunggu, gak lama gw ketemu dengan HR nya,
"siang pak, saya nani yang kemaren telpon bapak" katanya, nani lebih tua mungkin 3 tahun dari gw, wajahnya putih, dan nada bicaranya logat sunda.
"oh iya buk, saya deni" kata gw sambil berjabat tangan,
"kita langsung saja ya pak, kita ke ruangan sana" katanya sambil nganter gw ke ruangan tersebut
gw masuk, gak lama sekitar 3 orang masuk, 1 orang indonesia dan 2 orang bule, buset, mau ngomong apa gw, bahasa inggris belepotan pikir gw.
Sesi tanya jawabpun berlangsung, mereka tidak terlalu bertanya perihal teknis, paling beberapa perihal kehidupan pribadi, menurut gw lancar lancar saja gak ada halanga, sekitar setengah jam interview gw diizinin keluar. Gw nunggu sebentar dan akhirnya Nani keluar lagi.
"maaf pak, untuk hasil interviewnya akan kami informasikan kembali, sekarang pak deni sudah bisa pulang ke hotel, besok pagi akan dijemput kembali dan langsung diantarkan ke bandara" katanya

Alhamdulillah untuk tahap selanjutnya berjalan lancar, test terakhir adalah test kesehatan hampir seharian gw dirumah sakit, gak tau berapa kali darah gw diambil, yangpenting berhasil pikir gw.

Setelah itu sekitar 1 Minggu gw dinyatakan lulus, dan gw ditanya kapan siap untuk bergabung, setelah diskusi dengan emak dan manaer gw, gw baru bisa gabung 2 minggu lagi.
---------------------Bersambung-----------------------
[Sebelumnya · Selanjutnya · List Episode]
Jangan lupa baca dari awal agar memahami isi cerita yang sangat fenomenal ini.

Dia Dia Dia Sempurna - Episode 60

Perputaran waktu memang gak berasa, perasaan dulu gw masih duduk dibangku SMA, sekarang gw sudah mau lulus kuliah, adek adek gw juga sudah tumbuh menjadi gadis gadi yang cantik adek gw yang nomor 2 Indah sekarang sudah masuk kuliah semester awal disalah satu unviversitas di Palembang, sedangka adek gw Yang kecil Tari sekarang duduk di kelas 3 SMP, alhamdulillah adek2 gw termasuk anak yang rajin dan pinter, jadi selama sekolah emak gak perlu keluar uang banyak untuk bayar iuran sekolah, paling sekedar beli seragam, adek adek gw juga termasuk anak yang prihatin, mereka gak pernah maksain emak buat minta yang macem macem, gw bersyukur punya adek adek seperti mereka.

Karena kesibukan gw, gw jarang ngobrol sama mereka, paling ketemu pas pagi sebelum mereka pergi sekolah, atau pada saat gw libur kerja.
Terus terang Indah sudah jadi gadis yang cantik, gw berpikir pasti banyak cowok yang suka sama dia, tapi entah kenapa dia gak pernah cerita soal itu, pernah satu hari gw tanya ke dia
"dek, kamu gak punya pacar?" tanya gw ke dia pada saat dia lagi belajar
"ngapain kak, males repot" katanya, matanya tetep kearah buku yang dia baca
"tapi ada gak yang suka sama kamu" tanya gw lagi
"gak tau, Indah gak pernah tanggepin kak" katanya,
"ooo, terus kamu gak ada suka sama cowok?" kata gw
"belum ketemu yang kayak kakak" katanya sambil ketawa
"yee, jangan mau kalo yang kayak kakak, kere" kata gw ketawa
"harta bisa dicari kak" katanya, gw diem denger jawaban adek gw
"kuliah kamu gimana?" tanya gw
"masih aman kak, baru semester 1, jadi masih banyak perkenalan doang, kakak gimana skripsinya" katanya
"masih lancar juga, kakak banyak dibantu temen dah" kata gw
"ooo, eh kak, indah sudah lama gak denger kabar kak oliv, dia kabarnya gimana ya?" kata indah
"gak tau ndah, kk juga sudah lama lost contact" jawab gw
"ooo, padahal indah suka lo sama kak oliv, baik, cantik, ramah" katanya sambil ketawa
"ooo, kalo dibandingin sama kak oca"kata gw
"yah sama aja kak, cuma kan adek kenalnya sama kak oliv dulu jadi lebih seneng sama kak oliv" katanya
Malam itu, kita ngobrol ngobrol tentang kehidapan dia, tentang kuliah dia, tentang keseharian dia, selaku cowok satu satunya dirumah ini gw menjadi sedikit lebih protect sama adek adek gw. Syukurnya adek adek gw juga bisa mengerti keadaan kami, mereka gak pernah boleh pulang ke rumah lebih dari Jam 5 Sore, kalau malem wajib ada di rumah.

Suatu hari gw sengaja jemput dia dari kampusnya, gw sih sekedar pengen tau saja gimana dia dikampus, gw sengaja gak kasih tau dia kalo gw mau jemput, setelah tanya tanya dimana fakultas dia akhirnya ketemu, gw masuk kedalam, disana ada tempat duduk batu keadaan kampusnya masih sepi, semua mahasiswanya masih didalam kelas, karena kelas belum bubar, sekitar 15 menit gw tunggu dia akhirnya kelas selesai, kerumunan anak anak mulai keluar satu persatu dari kelas jujur dikampus ini ceweknya cantik cantik beda sama kampus gw, bisa cuci mata nih pikir gw dalem hati. Setelah celingak celinguk mencari adek gw, akhirnya ketemu, gw liat dia lagi jalan sendirian kearah pintu keluar, gw langsung kejer dia
"hei mau kemana" kata gw dari belakang dia
"eh, kamu kak, ngapain disini ngagetin tau" katanya senyum
"gak papa dek, cuma pengen jemput kamu doang, sekalian mau liat kampus kamu" jawab gw
"cieee tumben tumben, biasanya juga gak pernah pernah" katanya
"sekali sekali, itung itung cuci mata, ceweknya cantik cantik ya" kata gw
"yeee, bialng aja mau nyari cewek" katanya
"hehee, sekalian dek, kamu sudah makan?" tanya gw
"belum kak, mau ngajak makan ya?" katanya,
"iya, yuk mana kantinya, kk juga laper banget" kata gw
Indah ngajak gw ke kantin kampusnya, kantinnya lumayan besar, ada beberapa pilihan makanan, gw lagi pengen makan gado gado, kalo adek gw pengen nyobain martabak telor nya, setelah pesen kita duduk disalah satu meja panjang, gabung sama yang lain.
"kampus kamu enak ya ndah" kata gw
"iyalah, makanya banyak yang pengen masuk sini" katanya, gw cuma senyum senyum, kita lagi asik ngobrol tiba tiba ada cowok yang deketin kita
"eh ndah, lo kalo gw ajak makan gak pernah mau, sekarang lo malah makan sama cowok lain" katanya tiba tiba duduk disamping adek gw
"eh elo jon, gw lgi pengen makan disini aja" jawab adek gw santai
"terus siapa nih" tanya nya ke adek gw
"cowok gw" jawab adek gw, gw senyum aja liat tingkah adek gw
"serius lo, perasaan lo gak punya cowok deh" katanya
"itu kan cuma perasaan lo doang jon" kata adek gw "kenalin nih cowok gw, deni" kata adek gw
"gw deni, cowoknya indah" kata gw "jhoni" katanya, mukanya agak gak suka liat gw
"yaudah kalo gitu, sorry ganggu" katanya lalu pergi
"lo ada ada aja ndah" kata gw sambil ketawa
"habisnya indah males sama dia kak, anaknya belagu" kata indah
"ooo, dia suka tuh sama kamu" kata gw
"tau lah, makanya tadi indah ngomong kk cowok indah, biar dia gak terlalu berharap lagi" kata indah
"oooh gitu ya" kata gw "yaudah buruan habisin, terus pulang sudah siang, kesian emak" kata gw
dia langsung makan lebih cepet dan akhirnya selesai.

Pas kita lagi jalan diparkiran, gw liat si jhoni ngeliat kearah gw, mukanya bener bener gak suka liat gw, gw sih pura pura gak tau aja,
"eh kak, tunggu diparkiran bentar ya, indah ada yang ketinggalan dikelas tadi" katanya gw manggut, lalu gw langsung keparkiran,
Lagi asik nunggu diparkiran jhoni nyamperin gw
"eh lo anak mana, berani beraninya deketin indah" katanya
"kenapa nanya gw anak mana? mau dateng kerumah gw?" kata gw
"sialan lo, lo belom tau siapa gw" kata nya
"gak gak perlu tau siapa lo, males, lo kita gw homo harus tau siapa lo" jawab gw
"ngelunjak lo ya" katanya tiba tiba dia coba mukul gw, gw masih bisa ngelak,
"weeiit mau main kasar boss" kata gw, dia masih coba mukul gw gw masih bisa ngelak, gak lama adek gw dateng
"jhoni, apa apaan lo" teriaknya
Jhoni kaget ngeliat indah, "cowok lo nyebelin" katanya
Lalu dia langsung pergi, "awas lo kalo berani berani lagi" teriak adek gw
gw cuma ketawa aja, "kk gak papa" katanya
"nggak, kena juga nggak, cupu tuh anak" kata gw, adek gw juga ketawa, sepanjang perjalanan pulang adek gw cerita tentang jhoni, ternyata mereka sudah kenal dari SMA, tapi adek gw gak pernah kasih respon.
"kayaknya dia bener bener suka sama kamu ndah" kata gw
"tapi anaknya nyebelin kak, males, ngomongnya juga tinggi, indah males" katanya
"tampangnya sih lumayan ndah" kata gw
"gak butuh tampang kak" katanya smbil cemberut.
Ternyata adek gw ada yang suka juga pikir gw, dan sepertinya si jhoni anak baik baik, cuma tingkahnya aja yang tengil.
Dari situ gw lebih tau gimana keseharian adek gw, gw gak perlu terlalu khawatir sama mereka, mereka masih bisa jaga diri mereka masing masing.

Kembali ke kehidupan gw, gw sudah mulai masuk masa sidang skripsi, skripsi gw gak terlalu banyak masalah paling ada beberapa revisi sedikit gak sampai dicoret coret dosen, semua berkat sari yang selalu bantuin gw, dan tibalah waktu sidang, semua anak yang sidang hari itu mukanya pada pucet, perutnya banyakan sakit, mungkin tegang, hal ii juga berlaku bagi sari beberapa kali mulutnya komat kamit, seperti lagi ngehapal sesuatu.
"santai aja sar, lo pasti bisa kok, kan lo ngerjain sendiri skripsinya, selagi lo kerjain pasti lo bisa kok" kata gw, dia cuma bengong, seperti kurang konsentrasi.
Setelah tunggu beberapa lama akhirnya msuk giliran gw untuk sidang,
"sukses ya den" kata sari nyemangatin gw, gw cuma senyum
Hampir setengah jam gw didalem, akhirnya selsai juga, pertanyaan dari dosen dosen juga gak terlalu susah, semua bisa gw jawab.
Gak lama giliran sari yang masuk, "santai aja sar, lo pasti bisa" kata gw, dia masih tegang
"sama seperti gw, sekitar setengah jam dia keluar, mukanya agak lebih tenang, "gimana sar, aman" kata gw
"gak tau den, yang penting sudah selesai, beberapa pertanyaan gw agak bingung jawabnya" kata sari
"yaudah santai aja, sekarang makana, gw laper" ajak gw ke sari, dia nurut aja
Siang itu kita makan dengan lahap, mungkin bawaan lapar karena tegang tadi.
"sar, kalo ini kulia selesai lo mau kerja dimana" kata gw
"kurang tau den, yang pentung lulus dulu aja, paling kalo mentok gw kerja sama papa aja" katanya
"lo enak sar, lah gw masih harus cari cari" kata gw
"lo masukin aja lamaran ke tampat papa, nanti gw bilang ke dia" kata sari
"gak usah sar, gw mau nyoba sendiri dulu, kalo mentok baru gw cari lo" kata gw
"ooo, yaudah, pokoknya klo perlu apa apa lo cari gw" kata sari.
Seminggu dari situ, hasil sidang kita keluar, alhamdulillah kita semua lulus, gw sama sari sama sam dapet A, dia seneng banget hari itu,ceria.
"tinggal tunggu wisuda, habis itu selesai, gw capek belajar terus" katanya
"iya ya sar, gak berasa sudah lama juga kita kuliah" kata gw, lo enak sar, habis ini bisa langsung kerja sama bokap lo, la gw nasibnya masih belum jelas, masih harus lempar lempar lamaran lagi, gak mungkin gw bakal selamanay direstoran pikir gw didalem hati.
---------------------Bersambung-----------------------
[Sebelumnya · Selanjutnya · List Episode]
Jangan lupa baca dari awal agar memahami isi cerita yang sangat fenomenal ini.